Faktor-faktor penyebab terjadinya masalah belajar dan cara mengatasinya


A.    Faktor – Faktor Penyebab Terjadinya Masalah Belajar
Pada dasarnya masalah belajar yang dialami oleh peserta didik dapat terjadi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan atas :
a.    Faktor – Faktor yang Bersumber dari Murid Itu Sendiri
·      Tingkat kecerdasan rendah
Taraf kecerdasan atau kemampuan dasar merupakan salah satu factor penentu keberhasilan belajar. Kemampuan dasar yang tinggi pada seseorang anak memungkinkannya dapat menggunakan pikirannya untuk belajar dan memecahkan persoalan baru dengan tepat, cepat, dan berhasil. Sebaliknya, tingkat kemampuan dasar yang rendah dapat mengakibatkan murid mengalami kesulitan dalam belajar.

·      Kesehatan sering terganggu
Belajar tidak hanya melibatkan pikiran, tetapi juga jasmaniah. Badan yang sering sakit – sakitan, kurang gizi dan tidak berdaya, dapat membuat seseorang tidak berdaya, tidak bersemangat dan tidak memiliki kemampuan dalam belajar yang mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak dapat mencapai hasil belajar seperti yang diharapkan.
·      Alat penglihatan dan pendengaran kurang berfungsi dengan baik
Penglihatan dan pendengaran merupakan alat indera yang terpenting untuk belajar. Apabila mekanisme mata atau telinga kurang berfungsi, maka tanggapan yang disampaikan dari dunia luar tidak mungkin dapat diterima dengan baik dan murid tidak dapat menerima dan memahami bahan – bahan pelajaran, baik yang disampaikan langsung oleh guru maupun buku – buku bacaan.
·      Gangguan alat perseptual
Setelah sesuatu pesan yang diterima oleh mata dan telinga, langkah berikutnya dalam proses belajar adalah mengirimkan pesan itu ke otak, sehingga pesan itu dapat ditafsirkan. Langkah ini disebut persepsi (Koestoer P. dan A. Hadisaputro, 1978). Apanya sebenarnya yang terjadi dalam persepsi adalah proses pengelohan tanggapan baru (yang diterima melalui indera) dengan pertolongan ini akan menghasilkan dan memberikan arti atau makna tertentu kepada tanggapan yang diterima. Namun, persepsi itu bias juga salah apabila ada gangguan – gangguan pada alat perceptual.
·      Tidak menguasai cara – cara belajar yang baik
Ternyata terdapat hubungan yang berarti antara cara – cara belajar yang diterapkan dengan hasil belajar yang dicapai. Ini berarti bahwa murid yang cara – cara belajarnya lebih baik cenderung memperoleh hasil yang lebih baik pula, dan demikian juga sebaliknya.

b.   Faktor – Faktor yang Bersumber dari Lingkungan Keluarga 
·      Kemampuan ekonomi orang tua kurang memadai
Hasil belajar yang baik tidak hanya diperoleh dengan mengandalkan keterangan yang diberikan oleh guru namun juga membutuhkan alat – alat yang memadai. Sebagian alat pelajaran tersebut harus disediakan sendiri oleh murid – murid yang bersangkutan. Bagi orang tua yang ekonominya kurang memadai tentu tidak dapat memenuhi kebutuhan anaknya secara memuaskan yang akhirnya murid yang bersangkutan akan menanggung risiko – risiko yang tidak diharapkan.
·      Anak kurang mendapat perhatian dan pengawasan dari orang tuanya
Terdapat orang tua yang beranggap bahwa tugas mendidik hanya tugas sekolah saja. Oleh karena itu, para orang tua yang seperti ini selalu sibuk dengan pekerjaan mereka untuk mendapatkan uang sebanyak – banyaknya. Mereka tidak memiliki waktu untuk memperhatikan dan mengawasi anak – anaknya belajar dan/atau bermain.
·      Harapan orang tua terlalu tinggi terhadap anak
Harapan orang tua yang terlalu tinggi membuat mereka memaksa anak – anaknya untuk selalu rajin belajar dan memperoleh nilai tinggi tanpa mempertimbangkan kemampuan yang mereka miliki. Bagi murid yang tidak memiliki kemampuan seperti itu akan menganggap tuga dan harapan itu sebagai suatu siksaan dan pada akhirnya menimbulkan putus asa dan tak acuh.
·      Orang tua pilih kasih terhadap baik
Keadaan anak dalam suatu keluarga tidak selalu sama. Ada orang tua yang menolak anak yang keadaannya tidak sesuai dengan yang mereka harapkan. Penolakan tersebut tidak dinyatakan secara langsung namun ditampilkan dalam bentuk perlakuan tertentu. Misalnya dengan melebih-lebihkan anak yang mereka anggap memenuhi harapan mereka dan mengabaikan anak yang tidak mereka harapkan.
·      Hubungan keluarga tidak harmonis
Orang tua merupakan tumpuan harapan anak – anak. Mereka mengharapkan pendidikan, kasih sayang dari orang tua agar dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa. Apabila di dalam keluarga tidak terdapat hubungan yang harmonis maka anak akan merasa tidak aman dan tidak dapat memusatkan perhatiannya dalam belajar. Hal ini terjadi karena proses belajar belajar memang menuntut adanya ketenangan dan ketentraman di rumah.

c.    Faktor – Faktor yang Bersumber dari Lingungan Sekolah dan Masyarakat
Kondisi – kondisi sekolah yang dapat menimbulkan masalah pada muris antara lain adalah kurikulum kurang sesuai, guru kurang menguasai bahan pelajaran, metode mengajar kurang sesuai, alat – alat dan media pengajaran kurang memadai.

B.     Upaya – Upaya Membantu Siswa dalam Mengatasi Masalah Belajar 
Berkenaan dengan masalah-masalah yang dihadapi murid dalam belajar, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh guru, antara lain melaksanakan pengajaran perbaikan, pengajaran pengayaan, pembinaan sikap dan kebiasaan belajar yang baik, dan peningkatan motivasi belajar.
1.   Pengajaran Perbaikan
Pengajaran perbaikan merupakan bentuk khusus dari pengajaran yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang murid yang mengalami kesulitan dalam belajar. Kekhususan dari pengajaran ini terletak pada murid yang dilayani, bahan pelajaran, metoda, dan media penyampaianya. Oleh karena itu, guru tidak perlu lagi banyak menggunakan metoda ceramah atau metoda diskusi dalam menyajikan bahan pelajaran kepada murid. Guru juga tidak perlu lagi mengulang mengajarkan semua bahan pelajaran yang sudah disampaikan. Pengajaran dipusatkan pada bahan-bahan pelajaran yang belum dikuasai dengan baik oleh murid, dengan jalan memberikan penjelasan seperlunya, mengadakan Tanya-jawab, demonstrasi, latihan, pemberian tugas dan evaluasi. Berkenaan dengan hal ini, Bradfield (dalam Travers, 1970) menyarankan:
a)   Berikan tugas-tugas singkat tentang hal-hal yang harus dikerjakan oleh murid dengan mempertimbangkan juga penyelesaian tugas-tugas sebelumnya.
b)   Pastikan bahwa murid telah memahami secara baik tentang apa yang harus dikerjakanya.
c)   Selang-selingilah waktu pertemuan dengan kegiatan-kegiatan lain, dan secara bertahap tingkatkan lama waktu pertemuan.
d)  Hindari memberikan petunjuk secara panjang lebar dan sukar dipahami murid.
e)   Petunjuk-petunjuk mengerjakan tugas hendaklah diberikan bagian per bagian.
f)    Murid hendaklah ditempatkan pada ruangan yang bebas dari pengaruh-pengaruh atau perangsang-perangsang yang dapat mengganggu pemusatan perhatiannya.
g)   Berikan sebanyak mungkin dorongan agar murid mau menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan.
h)   Jagalah agar suasana perasaan murid selalu dalam keadaan stabil dan tenang.
i)     Hindarilah pemberian tugas-tugas yang berat dan usahakan menumbuhkan suatu kecintaan untuk belajar secara baik dan rapi serta mempunyai sikap positif dalam bekerja.

2.   Pengajaran Pengayaan
Pengajaran pengayaan adalah suatu bentuk pengajaran yang khusus diberikan kepada murid-murid yang sangat cepat dalam belajar. Melalui pengajaran pengayaan murid memperoleh kesempatan untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan dan keterampilannya dalam bidang yang dipelajarinya.
Beberapa bentuk pengajaran pengayaan yang mungkin dapat ditempuh adalah dengan jalan menugasi murid:
a)    Membaca pokok/sub pokok bahasan yang lain yang bersifat perluasan atau pendalaman dari pokok/sub pokok bahasan yang sedang dipelajari,
b)   Melaksanakan kerja praktek atau percobaan-percobaan, dan
c)   Mengerjakan soal-soal latihan.

3.   Pembinaan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang baik
Sikap dan kebiasaan belajar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan belajar. Dari hasil-hasil penelitian yang pernah dilakukan, antara lain oleh Rosmawati (1983) dan A. Muri Yusuf (1984) menunjukan bahwa terdapat hubungan yang berarti antara sikap dan kebiasaan belajar dengan hasil belajar. Ini berarti bahwa murid yang mempunyai sikap dan kebiasaan belajar yang baik cenderung memperoleh hasil belajar yang baik, dan demikian pula sebaliknya.
Beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk menumbuh-kembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dari diri murid adalah:
a)    Membantu murid menyusun rencana belajar yang baik. Renvana ini memuat pokok dan sub pokok bahasan yang akan dipelajari, tujuan yang akan dicapai, cara-cara mempelajari bahan-bahan yang bersangkutan, alat-alat yang diperlukan dan cara-cara memeriksa atau mengetahui kemajuan-kemajuan yang dicapai.
b)    Membantu murid mengikuti kegiatan belajar-mengajar didalam kelas, sebagian besar kegiatan belajar-mengajar berlangsung di dalam kelas. Dalam hal ini, murid perlu mengetahui apa yang harus dikerjakan sebelum mengikuti kegiatan belajar-mengajar, bagaimana cara memahami dan mencatat keterangan-keterangan yang diberikan oleh guru, dan apa pula yang harus dikerjakan setelah kegiatan belajar-mengajar berakhir.
c)    Melatih murid membaca cepat. Kecepatan menunjuk kepada banyaknya kata-kata yang tepat yang dapat dibaca dalam waktu tertentu. Dengan membaca cepat, kemungkinan murid memperoleh banyak informasi atau ilmu pengetahuan dari buku sumber yang dibacanya.
d)   Melatih murid untuk dapat mempelajari buku pelajaran secara efisien dan efektif. Salah satu metode yang perlu dikuasai oleh murid adalah metode SQR3(Survey, Question, Read, Recite, Write dan Review) yang dikembangkan oleh Francis P. Robinson (Dorothy Keiter, 1975).
e)   Membiasakan murid mengerjakan tugas-tugas secara teratur, bersih dan rapi.
f)    Membantu murid menyusun jadwal belajar dan mematuhi jadwal yang telah disusunnya. Untuk ini diperlukan adanya pemantau dan pengawasan yang berkesinambungan.
g)    Membantu murid agar dapat berkembang secara wajar dan sehat.
h)    Membantu murid mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian, yang meliputi persiapan mental, penguasaan bahan pelajaran, cara-cara menjawab soal ujian, dan segi-segi administratf penyelenggaraan ujian.

4. Meningkatkan Motivasi Murid untuk Belajar
“Motivasi adalah suatu usaha yang disadari untuk mengerahkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu” (Ngalim Purwanto, 1990 : 73).
Dalam belajar, motivasi memegang peranan yang sangat penting dan menentukan pencapaian tujuan belajar. Di sekolah sering ditemukan murid – murid yang malas dalam belajar. Murid seperti ini tidak sewajarnya dibiarkan begitu saja, karena akan dapat mengurangi efektivitas belajar murid itu sendiri yang pada akhirnya murid itu tidak dapat mencapai tujuan pengajaran sesuai dengan yang diharapkan. Untuk murid yang seperti ini diupayakan agar senantiasa meningkatkan motivasi mereka dalam belajar. Meningkatkan motivasi ini berarti menggerakkan murid untuk ingin belajar. Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk membangkitkan motivasi murid – murrid dalam belajar (Dorothy Keiter, 1975) sebagai berikut.
a.    Tentukanlah tujuan – tujuan yang akan dicapai oleh murid dalam belajar. Tujuan meliputi tujuan jangka pendek, tujuan jangka menengah, dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek merupakan tujuan – tujuan yang segera dapat dicapai. Tujuan jangka menengah merupakan tujuan sementara yang dapat dicapai. Tjuan jangka panjang merupakan tujuan akhir yang akan dicapai murid dalam belajar.
b.   Usahakanlah menimbulkan minat murid agar mau mempelajari mata pelajaran yang bersangkutan. Setiap mata pelajaran memiliki nilai praktis dan nilai sosial. Nilai praktis adalah nilai yang segera kelihatan. Misalnya pengetahuan tentang ilmu hitung untuk belbelanja di took. Nilai sosial adalah nilai yang bermanfaat untuk kehidupan sosial. Misalnya cara memainkan beberapa permainan.
c.    Ikutsertakanlah semua aspek kehidupan anak sebagai sumber belajar. Seluruh lingkungan dan pengalaman hidup dapat menjadi alat dan sumber belajar.
d.   Hubungkanlah hal – hal yang dipelajari dengan kehidupan murid. Membaca di dalam kelas hanyalah sebagai latihan untuk membaca di luar kelas dan di dalam kehidupan orang dewasa. Penemuan ilmiah penting karena akan mempengaruhi kehidupan individu, masyarakat, bangsa dan Negara.
e.    Perbanyaklah hal – hal yang menarik perhatian murid, tetapi jangan berhenti di situ. Tunjukkanlah bahwa ada saling ketergantungan antara hal – hal yang disukai dengan hal – hal yang tidak disukainya.
f.    Tunjukkanlah kepada murid – murid apa yang dapat mereka harapkan untuk dicapai.
g.   Doronglah murid untuk menggunakan informasi yang dimilikinya. Berikan pujian kepada murid setiap kali dia mencapai kemajuan. (CONTINUE)

Untuk mendapatkan materi yang lanjutannya yang lengkap silahkan download DI SINI

Faktor-faktor penyebab terjadinya masalah belajar dan cara mengatasinya Faktor-faktor penyebab terjadinya masalah belajar dan cara mengatasinya Reviewed by ekabanban on 2:52 PM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.