Filsafat Ilmu (Pengertian Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Agama)

https://anggidetyas.files.wordpress.com/2013/04/phrenologicalchart.jpg

1. Pengertian Filsafat
            Dalam konteks ilmu pengetahun, pengertian filsafat sebenarnya sederhana dan mudah untuk dipahami. Filsafat merupakan suatu bidang ilmu yang senantiasa ada dan menyertai kehidupan manusia. Dengan kata lain, selama manusia itu hidup, dia tidak akan mampu mengelak dari filsafat atau dalam kehidupannya manusia senantiasa berfilsafat. Misalkan seperti ada orang yang berpendapat bahwa uang atau materi merupakan sumber kebenaran dalam hidupnya, maka orang itu bisa dikatakan berfilsafat materialisme. Contoh lain, jika ada orang yang senantiasa berpandangan bahwa kebebasan hidup, bernegara, maupun individu, maka orang tersebut menganut tersebut berfilsafat liberalisme. Jika ada orang yang berpandangan bahwa kenikmatan merupakan nilai yang terpenting dalam hidupnya, maka orang tersebut berfilsafat hedonisme (Kaelan, 2007), dan masih banyak pandangan filsafat lainnya.
            Sebelum dipahami lebih lanjut tentang filsafat, maka penting untuk terlebih dahulu memahami pengertian dan istilah filsafat. Secara etismologi Istilah dari filsafat berasal bahasa Yunani : ”philosophia” yang beraarti cinta akan kebijaksanaan. “Philo” artinya cinta, dan “shopia” artinya kebijaksanaan (Erwin, 2011). Seiring perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti : ”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis; “philosophy” dalam bahasa Inggris; “philosophia” dalam bahasa Latin; dan “falsafah” dalam bahasa Arab. Dan di Indonesia sendiri menjadi “filsafat” yang berarti pengetahuan dan penyelidikan dng akal budi mengenai hakikat segala yg ada, sebabnya, asalnya, hukumnya (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008). Hal ini nampaknya sesuai dengan sejarah timbulnya ilmu pengetahuan, yang sebelumnya di bawah naungan filsafat. Jadi manusia dalam hidupnya pasti memilih apa pandangan dalam hidup yang dianggap benar, paling baik, dan membawa kesejahtraan dalam kehidupannya, itulah yang disebut filsafat. Kalau ditinjau dari lingkup pembahasannya, maka filsafat meliputi banyak bidang, antara lain tentang manusia, masyarakat, alam, pengetahuan, etika, logika, agama, estetika, dan bidang lainnya. Oleh karena itu, seiring dengan perkembangan jaman, dan ilmu pengetahuan, maka muncul dan berkembang pula ilimu filsafat yang berkaitan dengan filsafat politik, filsafat agama, filsafat bahasa, filsafat ilmu pengetahuan, filsafat lingkungan dan berbagai filsafat lainnya (Kaelan, 2007: 8).
            Lebih lanjut lagi, Kaelan (2007: 8), memaparkan bahwa keseluruhan arti filsafat meliputi berbagai masalah tersebut dapat dikelompokan menjadi dua macam sebagai berikut.
Pertama, filsafat sebagai produk, mencakup pengertian. (a) Pengertian filsafat yang mencakup arti-arti filsafat sebagai jenis pengetahuan, ilmu, kosep dan para filsuf pada zaman dahulu, teori, system atau pandangan tertentu, yang merupakan hasil dari proses berfilsafat  dan yang mempunyai ciri-ciri tertentu. (b) Filsafat sebagai suatu jenis problema yang dihadapi oleh manusia sebagai hasil dari aktivitas berfilsafat. Filsafat dalam pengertian jenis ini mempunyai cirri-ciri khas tertentu sebagai hasil kegiatan berfilsafat dan pada umumnya proses pemecahan persoalan filsafat ini diselesaikan dengan kegiatan berfilsafat (dalam pengertian filsafat sebagai proses yang dinamis).
Kedua, filsafat sebagai suatu proses mencakup pengertian. Filsafat yang diartikan sebagai bentuk suatu aktivitas berfilsafat, dalam proses pemecahan suatu permasalahan dengan menggunakan suatu cara dan metode tertentu yang sesuai dengan objek permasalahannya. Dalam pengertian ini, filsafat merupakan suatu system pengetahuan yang bersifat dinamis. Filsafat dama pengertian ini tidak lagi hanya merupakan sekumpulan dogma (pokok ajaran) yang hanya diyakini dan ditekuni, serta dipahami sebagai suatu system nilai tertentu, tetapi lebih merupakan suatu aktivitas berfilsafat, suatu proses yang dinamis dengan menggunakan suatu cara dan metode tersendiri. 
Dari semua itu, dapat disimpulkan bahwa manfaat yang didapat apabila mempelajari tentang filsafat adalah filsafat mengajarkan dan melatih kita untuk berpandangan luas atau tidak picik dalam memandang dunia. Manfaat lainnya yang dikutip dari Ali Saifullah dalam Erwin (2011: 20) diantaranya.
1.      Meskipun kita harus menghindari timbulnya pandangan bahwa
            Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, penulis dapat simpulkan bahwa filsafat merupakan pandangan hidup dalam mencari kebijaksanaan, kesejahtraan dalam hidup dan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi yang berdasarkan kepada kebenaran. Kegiatan berfilsafat bisa dikatakan sebagai kegiatan merenung. Tetapi merenung bukanlah melamun, juga bukan berpikir secara kebetulan yang bersifat untung-untungan. Perenungan yang dimaksud dalam berfilsafat ialah percobaan untuk menyusun suatu system pengetahuan yang rasional, yang mamadai untuk memahami dunia tempat kita hidup, maupun untuk memahami diri kita sendiri. Filsafat itu bisa datang sebelum dan sesudah ilmu, namun tentulah ada ketika manusia ada, yang memberikan makna bahwa dasar dari yang disebut tahu kepada pengetahuan beranjak kepada ilmu yang kemudian menjadi pengetahuan lanjutan.

2. Pengertian Ilmu Pengetahuan
Berbicara mengenai ilmu pengetahuan beserta definisinya tidak semudah yang dibayangkan. Adanya berbagai definisi tentang ilmu pengetahuan belum dapat menolong untuk memahami ilmu pengetahuan itu sendiri. Ilmu pengetahuan secara etimologi merupakan kata bentukan yang berasal dari 2 kata yaitu ilmu dan pengetahuan. Ilmu adalah suatu hasil darti proses kerja otak, sedangkan pengetahuan yang berkata dasar tahu artinya sadar/insaf dengan penambahan afiksasi pe-an (pengetahuan) menjadi kata benda artinya kumpulan dari hasil kesadaran manusia terhadap sesuatu. Misalnya kesadaran manusia terhadap fenomena alam maka muncul Ilmu alam, kesadaran manusia terhadap fenomena sosial maka muncul ilmu sosial, kesadaran manusia terhadap fenomena kebudayaan maka muncul ilmu budaya dan lain sebagainya
Pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis menurut metode-metode tertentu yang dapat dipergunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu. Mulyadhi Kartanegara (dalam Bakhtiar, 2004: 12) mengatakan ilmu adalah any organized knowledge. Ilmu dan sains menurutnya tidak berbeda, terutama sebelum abad ke-19, tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau inderawi, sedangkan ilmu melampauinya pada bidang-bidang non fisik, seperti metafisika.   
Adapun beberapa definisi ilmu menurut para ahli seperti yang dikutip dari Bakhtiar (2004:15) diantaranya  adalah :
1)        Mohamad Hatta, mendefinisikan ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari dalam.
2)        Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag, mengatakan ilmu adalah yang empiris, rasional, umum dan sistematik, dan ke empatnya serentak.
3)        Karl Pearson, mengatakan ilmu adalah lukisan atau keterangan yang komprehensif dan konsisten tentang fakta pengalaman dengan istilah yang sederhana.
4)        Ashley Montagu, menyimpulkan bahwa ilmu adalah pengetahuan yang disusun dalam satu sistem yang berasal dari pengamatan, studi dan percobaan untuk menentukan hakikat prinsip tentang hal yang sedang dikaji.
5)        Harsojo menerangkan bahwa ilmu merupakan akumulasi pengetahuan yang disistemasikan dan suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati oleh panca indera manusia. Lebih lanjut ilmu didefinisikan sebagai suatu cara menganalisis yang mengijinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proposisi dalam bentuk : “ jika .... maka “.
6)        Afanasyef, menyatakan ilmu adalah manusia tentang alam, masyarakat dan pikiran. Ia mencerminkan alam dan konsep-konsep, katagori dan hukum-hukum, yang ketetapannya dan kebenarannya diuji dengan pengalaman praktis.
Dalam Wikipedia, ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Sedangkan Pengetahuan dalam Wikipedia adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.
Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut.
Pengetahuan yang lebih menekankan pengamatan dan pengalaman inderawi dikenal sebagai pengetahuan empiris atau pengetahuan aposteriori. Pengetahuan ini bisa didapatkan dengan melakukan pengamatan dan pengamatan yang dilakukan secara empiris dan rasional. Pengetahuan empiris tersebut juga dapat berkembang menjadi pengetahuan deskriptif bila seseorang dapat melukiskan dan menggambarkan segala ciri, sifat, dan gejala yang ada pada objek empiris tersebut. Pengetahuan empiris juga bisa didapatkan melalui pengalaman pribadi manusia yang terjadi berulangkali. Misalnya, seseorang yang sering dipilih untuk memimpin organisasi dengan sendirinya akan mendapatkan pengetahuan tentang manajemen organisasi.
Selain pengetahuan empiris, ada pula pengetahuan yang didapatkan melalui akal budi yang kemudian dikenal sebagai rasionalisme. Rasionalisme lebih menekankan pengetahuan yang bersifat apriori; tidak menekankan pada pengalaman. Misalnya pengetahuan tentang matematika. Dalam matematika, hasil 1 + 1 = 2 bukan didapatkan melalui pengalaman atau pengamatan empiris, melainkan melalui sebuah pemikiran logis akal budi.
Pengetahuan tentang keadaan sehat dan sakit adalah pengalaman seseorang tentang keadaan sehat dan sakitnya seseorang yang menyebabkan seseorang tersebut bertindak untuk mengatasi masalah sakitnya dan bertindak untuk mempertahankan kesehatannya atau bahkan meningkatkan status kesehatannya. Rasa sakit akan menyebabkan seseorang bertindak pasif dan atau aktif dengan tahapan-tahapannya.
Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia itu sendiri dan kehidupanya. Pengetahuan merupakan pengalaman yang bermakna dalam tiap prang yang tumbuh sejak ia dilahirkan. Oleh karena itu, manusia yang normal, bersekolah ataupun tidak bersekolah, sudah pasti memiliki pengetahuan. Namun pengetahuan sifatnya acak . bagi kita manusia, pengetahuan itu sangat potensial. Oleh karena itu, pengetahuan yang acak itu ditingkatkan menjadi ilmu (Sumaatmadja, 1999: 2.25).
Sementara sumber-sumber pengetahuan adalah berasal dari tahu akan suatu peristiwa dan realitas objektif di alam semesta ini, dan tahu adalah hasil daripada kenal,sadar, insaf, mengerti dan pandai.
Berdasarkan definisi di atas terlihat jelas ada hal prinsip yang berbeda antara ilmu dengan pengetahuan. Pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai matafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupa common sense,  tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan. Dalam hal ini landasan pengetahuan kurang kuat cenderung kabur dan samar-samar. Pengetahuan tidak teruji karena kesimpulan ditarik berdasarkan asumsi yang tidak teruji lebih dahulu.
Secara lebih jelas ilmu seperti sebuah vas bunga, yakni sebagian bunga yang sudah dipetik dan ditata secara apik, sehingga menjadi vas bunga. Sedangkan pengetahuan adalah bunga-bunga yang masih berada di tangkainya, di kebun bunga, di pasar dan belum terata baik..


3.  Pengertian Agama
Ada banyak definisi tentang agama. Definisi-defini itu tidak ada yang sempurna karena tidak dapat memuaskan semua orang. Lagi pula ada banyak agama dan membuat orang menjadi sulit membuat definisi itu. Definisi tentang agama dipilih yang sederhana dan meliputi. Artinya definisi ini diharapkan tidak terlalu sempit atau terlalu longgar tetapi dapat dikenakan kepada agama-agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan nama-nama agama itu. Agama merupakan suatu lembaga atau institusi penting yang mengatur kehidupan rohani manusia. Untuk itu terhadap apa yang dikenal sebagai agama-agama itu perlu dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya (Wikipedia). Agama juga merupakan kepercayaan kepada Tuhan serta segala sesuatu yang bersangkut paut dengan itu (Ngurah, 2006: 14). Dengan definisi itu maka sembahyang, beryadnya, melakukan kebaikan kepada sesama manusia juga merupakan agama.
Walaupun kita tidak cepat percaya pada sesuatu, tetapi percaya itu perlu dalam hidup ini. Orang yang tidak mempunyai kepercayaan kepada sesuatu, akan selalu dalam keadaan bimbang, bingung, ragu, tidak aman, curiga dan tidak mempunyai tempat berpegang yang pasti. Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan keterbatasannnya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa diluar dirinya. Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga. Dan sumber yang luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa manusianya sendiri. Misal Tuhan, Dewa, God, Syang-ti, Kami-Sama dan lain-lain atau hanya menyebut sifat-Nya saja seperti Yang Maha Kuasa, Ingkang Murbeng Dumadi, De Weldadige, dan lain-lain.
Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada Tuhan dengan cara menghambakan diri, yaitu: menerima segala kepastian yang menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal dari Tuhan, dan menaati segenap ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini berasal dari Tuhan.
Dengan demikian diperoleh keterangan yang jelas, bahwa agama itu penghambaan manusia kepada Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3 unsur, ialah manusia, penghambaan dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut agama.
Manusia memeluk sebuah agama berlandaskan beberapa cara, antara lain:
1)        Tradisional, yaitu cara beragama berdasar tradisi. Cara ini mengikuti cara beragamanya nenek moyang, leluhur atau orang-orang dari angkatan sebelumnya. Pada umumnya kuat dalam beragama, sulit menerima hal-hal keagamaan yang baru atau pembaharuan. Apalagi bertukar agama, bahkan tidak ada minat. Dengan demikian kurang dalam meningkatkan ilmu amal keagamaanya.
2)        Formal, yaitu cara beragama berdasarkan formalitas yang berlaku di lingkungannya atau masyarakatnya. Cara ini biasanya mengikuti cara beragamanya orang yang berkedudukan tinggi atau punya pengaruh. Pada umumnya tidak kuat dalam beragama. Mudah mengubah cara beragamanya jika berpindah lingkungan atau masyarakat yang berbeda dengan cara beragamnya. Mudah bertukar agama jika memasuki lingkungan atau masyarakat yang lain agamanya. Mereka ada minat meningkatkan ilmu dan amal keagamaannya akan tetapi hanya mengenai hal-hal yang mudah dan nampak dalam lingkungan masyarakatnya.
3)        Rasional, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan rasio sebisanya. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan pengetahuan, ilmu dan pengamalannya. Mereka bisa berasal dari orang yang beragama secara tradisional atau formal, bahkan orang tidak beragama sekalipun.
Metode Pendahulu, yaitu cara beragama berdasarkan penggunaan akal dan hati (perasaan) dibawah wahyu. Untuk itu mereka selalu berusaha memahami dan menghayati ajaran agamanya dengan ilmu, pengamalan dan penyebaran (dakwah). Mereka selalu mencari ilmu dulu kepada orang yang dianggap ahlinya dalam ilmu agama yang memegang teguh ajaran asli yang dibawa oleh utusan dari Sesembahannya semisal Nabi atau Rasul sebelum mereka mengamalkan, mendakwahkan dan bersabar (berpegang teguh) dengan itu semua.
Demikian pula terdapat unsur-unsur dalam agama yang menurut Menurut Leight, Keller dan Calhoun, agama terdiri dari beberapa unsur pokok (Wikipedia), yaitu, (1) kepercayaan agama, yakni suatu prinsip yang dianggap benar tanpa ada keraguan lagi, (2) simbol agama, yakni identitas agama yang dianut umatnya, (3) praktik keagamaan, yakni hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan-Nya, dan hubungan horizontal atau hubungan antarumat beragama sesuai dengan ajaran agama, (4) pengalaman keagamaan, yakni berbagai bentuk pengalaman keagamaan yang dialami oleh penganut-penganut secara pribadi, (5) umat beragama, yakni penganut masing-masing agama.
Fungsi dari agama yang dipeluk oleh manusia adalah sebagai sumber pedoman hidup bagi individu maupun kelompok, mengatur tata cara merupakan tuntutan tentang prinsip benar atau salah, pedoman mengungkapkan rasa kebersamaan, pedoman perasaan keyakinan, pedoman keberadaan, pengungkapan estetika (keindahan), pedoman rekreasi dan hiburan, serta memberikan identitas kepada manusia sebagai umat dari suatu agama.
Filsafat Ilmu (Pengertian Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Agama) Filsafat Ilmu (Pengertian Filsafat, Ilmu Pengetahuan, dan Agama) Reviewed by ekabanban on 9:29 PM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.