Fungsi Pendidikan

Ada berbagai pendapat mengenai fungsi pendidikan sekolah. Beberapa pendapat akan dikemukakan di bawah ini. 

Menurut Bogardus (dalam Vembriarto, 1978:50) fungsi pendidikan sekolah ada dua macam, yaitu: (1) memberantas kebodohan, dan (2) memberantas salah pengertian. Secara positif kedua fungsi tersebut dapat di rumuskan sebagai berikut: (1) menolong anak untuk menjadi melek-huruf dan mengembangkan kemampuan-kemampuan intelektualny, (2) mengembangkan pengertian yang luas tentang manusia lain yang berbeda dan kebudayaannya dan interestnya.

Gillin dan Gillin (dalam Vembriarto, 1978:50) berpendapat bahwa fungsi pendidikan sekolah ialah penyesuaian diri anak dan stabilisasi masyarakat.

David Popenoo (dalam Vembriarto, 1978:50) mengemukakan pendapat yang lebih terperinci mengenai fungsi pendidikan sekolah. Menurut beliau ada empat macam fungsi yaitu: (1) transmisi kebudayaan masyarakat, (2) menolong individu memilih dan melakukan peranan sosialnya, (3) menjamin integrasi soasial, dan (4) sebagai gambar inovasi sosial. Broom & Zelznick menambahkan menambahkan satu fungsi lagi. Menurut kedua penulis ini fungsi pendidikan sekolah ialah: (1) transmisi kebudayaan, (2) integrasi soasial, (3) inovasi, (4) seleksi dan alokasi, (5) mengembangkan kepribadian anak. Yang mirip dengan pendapat Broom & Zelznick itu adalah pendapat yang dikemukakan oleh Bachtiar Rifai . Menurut Rifai (dalam Vembriarto, 1978:50) tugas pendidikan sekolah ialah: (1) perkembangan pribadi dan pembentukan kepribadian, (2) Transmisi Kultural, (3) Integrasi Sosial, (4) Inovasi, (5) pra-seleksi dan pra-alokasi tenaga kerja.

1)      Transmisi Kebudayaan

Fungsi transmisi kebudayaan kebudayaan masyarakat kepada anak dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : (a) transmisi pengetahuan dan keterampilan, (b), transmisi sikap, nilai-nilai, norma-norma . Transmisi pengetahuan ini mencakup tentang pengetahuan tentang bahasa, system matematik, pengetahuan alam dan sosial, dan penemuan-penemuan dan teknologi. Dalam masyarakat industri yang kompleks, fungsi transmisi pengetahuan tersebut sangat penting, sehingga proses belajar di sekolah memakan waktu lebih lama, membutuhkan guru-guru dan lembaga yang khusus. Dalam arti yang sempit transmisi pengetahuan dan keterampilan itu terbentuk vocational Training. Di masyarakat suku Hobutu, ayah mengajarkan kepada anaknya cara membuat panah dan menembakkan anak panah kepada bintang perburuan. Di sekolah teknik, anak belajar bagaimana caranya memperbaiki mobil. Anak masyarakat Hobutu belajar menjadi pemburu. Sedangkan anak dari sekolah teknik kita belajar bagaimana menjadi montir. Pengertian transmisi kebudayaan tidak hanya terbatas pada mengajarkan kepada anak begaimana cara belajar, melainkan juga bagaimana cara menemukan dan menciptakan sesuatu yang baru .

Di sekolah anak tidak hanya mempelajari pengetahuan dan keterampilan, melainkan juga sikap, nilai-nilai, dan norma-norma .sebagian besar sikap dan nilai-nilai itu dipelajari secara informal melalui situasi formal di kelas dan di sekolah. Melalui contoh pribadi guru, isi ceritera buku-buku bacaan, pelajaran sejarah dan geografi, dan suasana sekolah anak mempelajari sikap, nilai-nilai, dan norma-norma masyarakat.

2)      Memilih dan Mengerjakan Peranan Sosial

Masyarakat kita telah mengenal diferensiasi dan spesialisasi pekerjaan. Berkembangnya diferensiasi dan spesialisasi pekerjaan ini menimbulkan berbagai masalah. Pertama, masyarakt harus mempunyai fasilitas untuk mengajarkan bermacam-macam spesialisasi itu. Kedua, masyarakat harus mengusahakan agar orang-orang yang mempunyai spesialisasi itu jumlahnya seimbang dengan kebutuhan. Ketiga, masyarakat harus menciptakan mekanisme yang mampu menyerasikan antara bakat dan kemampuan individu dengan tuntutan spesialisasi. 

Menghasilkan tenaga kerja yang berspesilaisasi ini menjadi tugas sekolah, sebab itu berkembanglah sekolah-sekolah kejuruan. Bahkan dalam sekolah-sekolah kejuruan dikembangkan lebih lanjut jurusan-jurusan yang mengajarkan keahlian yang lebuh khusus. Misalnya dalam sekolah teknik ada jurusan-jurusan teknik listrik, mesin, kimia, pertanian, pertambangan, dan sebagainya. Kelebihan atau kekurangan tenaga spesilalis dalam masyarakat selalu menimbulkan berbagai masalah sosial. Penemuan teknologi dapat mengurangi kebutuhan tenaga spesialis untuk sesuatu jenis pekerjaan. Banyak tenaga tata buku dan akuntan kehilangan pekerjaannya dengan diketemukannya komputer. Memang dengan penemuan itu muncul jenis pekerjaan baru, yaitu ahli teknik komputer dan komputer programmers. Para ahli tata buku tidak dapat ditolong lagi, kecuali apabila mereka mau mempelajari keahlian yang baru itu. Sebab itu sekolah harus berpandangan jauh ke depan. 

Pertama, pendidikan sekolah tidak perlu mengajarkan keterampilan-keterampilan yang di masa depan akan dengan mudah diganti oleh mesin. Kedua, sekolah hendaknya mengajarkan kepada anak lebih dari satu macam spesialisasi, sehingga mereka mudah berpindah pekerjaan. Ketiga, tugas utama pendidikan sekolah sekarang ialah mengajar bagaimana caranya belajar, kepada anak diberikan pengetahuan kunci dan motivasi belajar. Yang memungkinkan mereka belajar terus sepanjang hidupnya setelah menyelesaikan pendidikannya pada sesuatu jenjang pendidikan formal. 

Dalam pemilihan arah dan jenis spesialisasi itu, penting sekali peranan pembimbing di sekolah (Counselor). Bimbingan ini disebut bimbingan karier (career guidance), yaitu saran-saran atau rekomendasi tentang kemungkinan karier yang sebaiknya dipilih oleh anak. Dalam memberikan rekomendasi itu, pembimbing mendasarkan diri atas: (1) catatan prestasi anak di sekolah, (2) hasil tes khusus mengenai kemampuan dan minat anak. Dari pembicaraan di atas, dapatlah disimpulkan bahwa pendidikan sekolah berfungsi menyaring dan mengarahkan pilihan anak mengenai spesialisasi pekerjaannya kelak dalam masyarakat. Disamping itu sekolah juga mengajarkan kepada anak peranannya sebagai anak dan sebagai pemuda, sebagai siswa dan sebagai warga negara. Bahkan I.L. Kandel (dalam Vembriarto, 1978:53) berpendapat, bahwa pendidikan sekolah hendaknya bertugas menyiapkan anak sebagai: (1) calon pekerja dalam masyarakat, (2) warga negara, dan (3) manusia

3) Integrasi Sosial
Dalam masyarakat yang bersifat heterogen dan pluralistik, menjamin integrasi sosial merupakan fungsi pendidikan sekolah terpenting, masyarakat Indonesia mengenal bermacam-macam suku bangsa masing-masing dengan adat istiadatnya sendiri, bermacam-macam bahasa daerah, agama, pandangan politik, dan berbeda-beda taraf perkembangannya. Dalam keadaan demikian bahaya desintegrasi sosial sangt besar. Sebab itu tugas pendidikan sekolah yang terpenting ialah menjamin integrasi-sosial. Untuk menjamin integrasi sosial itu, caranya ialah:

1. Sekolah mengajarkan bahasa nasional, yaitu bahasa Indonesia. Bahasa nasional ini memungkinkan komunikasi antara suku-suku dan golongan-golongan yang berbeda-beda dalam masyarakat. Pengajaran bahasa nasional ini merupakan cara yang paling efektif untuk menjamin integrasi sosial.
2. Sekolah mengajarkan pengalaman-pengalaman yang sama kepada anak melalui keseragaman kurikulum dan buku-buku pelajaran dan buku bacaan di sekolah. dengan pengalaman yang sama itu akan berkembang sikap dan nilai-nilai yang sama dalam diri anak.
3. Sekolah mengajarkan kepada anak corak kepribadian nasional (national identity) melalui pelajaran sejarah dan geografi nasional, upacara-upacara bendera, peringatan hari besar nasional, lagu-lagu nasional dan sebagainya. Pengenalan kepribadian nasional itu akan menimbulkan perasaan nasionalisme perasaan nasionalisme itu akan membangkitkan patriotisme.

4) Inovasi Sosial 

Fungsi inovasi sosial ini lebih nampak pada Perguruan Tinggi melalui kegiatan penelitiannya, baik penelitian terpakai, maupun penelitian dasar. Dengan penelitian-penelitian itu perguruan tinggi menemukan hal-hal yang baru yang dapat menimbulkan pembaharuan dalam masyarakat, baik inovasi dalam teknologi, kemajuan ilmu pengetahuan, maupun kehidupan masyarakat. Agar penemuan-penemuan baru berkembang, maka iklim perguruan tinggi harus dijiwai oleh sikap keterbukaan. Fungsi inovasi sosial ini juga ada pada sekolah menengah dan sekolah dasar. Melalui pendidikan di sekolah kepada masyarakat disekelilingnya sekolah mengajarkan tentangkesehatan lingkungan, gizi, kebiasaan menabung, pembaharuan cara bertani, cara bekerja lebih efisien dan sebagainya.

5) Perkembangan Kepribadian Anak

Sekolah tidak saja mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang bertujuan mempengaruhi perkembangan intelek anak, melainkan juga memperhatikan perkembangan jasmaninya melalui program olahraga dan kesehatan. Di samping itu pendidikan sekolah juga memperhatikan perkembangan watak anak melalui latihan kebiasaan dan tata tertib, pendidikan agam dan budi pekerti dan sebagainya. Secara singkat dapat dirumuskan bahwa pendidikan sekolah berfungsi memperkembangkan kepribadian anak secara keseluruhan. Sebab itu dalam modern, pendidikan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab guru saja, melainkan juga counselor, social workor, perawat, dan dokter sekolah, speech therapist, school psychologist dan sebagainya, mereka disebut non teaching specialist.